Seni Tato, Salah Satu Peninggalan Budaya di Indonesia. Benarkah?


Seni Tato, Salah Satu Peninggalan Budaya di Indonesia.Benarkah?

Seni Tato, Salah Satu Peninggalan Budaya di Indonesia. Benarkah?
Sumber: Sumbartoday.com

Seni Tato Peninggalan Budaya Indonesia - Di berbagai negara terutama Indonesia, tato selalu dikaitkan dengan hal yang berbau negative, rebel, dan sembrono. Secara visual, orang-orang bertato memang memiliki kesan yang sangar sehingga orang awam menganggap hal ini sangat sembrono.

Namun, dalam kacamata seni, tato merupakan seni untuk mengekspresikan diri dengan menggoreskan tinta pada tubuh. Seni bersifat relative, tak ada yang benar maupun salah dari sebuah seni. Bagus atau tidaknya sebuah seni tergantung pada penglihatan dan pengalaman tiap orang  yang melihatnya. Walaupun, seni tato dianggap tabu dan dipandang sebelah mata, nyatanya hal ini masih mendapatkan space bagi para pecintanya.

Namun, apakah kalian tau bahwa seni tato merupakan salah satu peninggalan budaya di Indonesia? Masa sih?

Kesenian tato adalah peninggalan budaya yang berasal dari Suku Mentawai di Kepulauan Mentawai… dan kalian wajib tahu bahwa seni rajah tubuh di suku mentawai merupakan yang tertua di dunia. Masyarakat suku mentawai sudah memulai lebih dulu seni rajah tubuh ini sejak kedatangannya ke Pantai Barat Sumatra antara tahun 1500-500 SM.

Dalam suku Mentawai, selai sebagai tradisi, fungsi tato ini juga sebagai sombol atau representasi keseimbangan alam. Mereka berpendapat bahwa objek-objek alam seperti, tumbuhan, hewan, dan batu harus selalu diabadikan dengan menatonya pada tubuh mereka. Suku Mentawai memercayai dan menganggap bahwa semua hal selain manusia juga memiliki jiwa yang sama dengan manusia.

Seni Tato, Salah Satu Peninggalan Budaya di Indonesia. Benarkah?
Sumber: Yukepo.com

Tak seperti studio tato modern masa kini, untuk melakukan rajah tubuh dalam suku mentawai perlu dilakukan ritual atau upacara dahulu yang dipimpin oleh seorang Sikerei atau dukun adat. Sebelum melakukan ritual, perlu mengumpulkan bahan dan peralatannya terlebih dahulu.

Karena cara menatonya juga tradisional, maka bahan dan alat yang digunakan pun sederhana. Suku Mentawai menggunakan alat seperti kayu karai yang diruncingkan ujungnya dan bahan pewarnanya juga alami yaitu dengan campuran arang tempurung kelapa dan daun pisang. Pigmen karbon alami yang didapatkan dari serpihan jelaga bisa didapatkan dari kayu atau bambu bakar yang kemudian dicampurkan dengan air perasan tebu. Lalu, bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk di dalam tempurung kelapa.

Seni Tato, Salah Satu Peninggalan Budaya di Indonesia. Benarkah?
Sumber: antarafoto.com

Tak seperti studio tato modern masa kini, untuk melakukan rajah tubuh dalam suku mentawai perlu dilakukan ritual atau upacara dahulu yang dipimpin oleh seorang Sikerei atau dukun adat. Sebelum melakukan ritual, perlu mengumpulkan bahan dan peralatannya terlebih dahulu.

Karena cara menatonya juga tradisional, maka bahan dan alat yang digunakan pun sederhana. Suku Mentawai menggunakan alat seperti kayu karai yang diruncingkan ujungnya dan bahan pewarnanya juga alami yaitu dengan campuran arang tempurung kelapa dan daun pisang. Pigmen karbon alami yang didapatkan dari serpihan jelaga bisa didapatkan dari kayu atau bambu bakar yang kemudian dicampurkan dengan air perasan tebu. Lalu, bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk di dalam tempurung kelapa

Suku Mentawai memiliki 3 tahapan menato dengan cara yang masih tradisional. Tahapan yang pertama yaitu dilakukan pada usia 11-12 tahun dan dilakukan di pangkal lengan. Lalu, tahapan yang kedua dilakukan pada bagian paha di usia 18-19 tahun. Tahapan yang terakhir dilakukan pada usia dewasa yaitu diatas 19 tahun tentunya.

Setelah dilakukan ritual maka Sipatiti atau artis tato disuku Mentawai bisa memulai merajah tubuh masyarakat Mentawai. Proses menato di suku Mentawai bisa dibilang cukup ekstrim karena dilakukan dengan peralatan sederhana. Pertama, bagian tubuh yang akan ditato akan digambar terlebih dahulu dengan tongkat. Setelah itu, sketsa tersebut ditusuk dengan menggunakan jarum kayu dan dipukul dengan tongkat kayu. Selanjutnya, pewarna akan dimasukan ke dalam lapisan kulit.
Setelah menato, Sipatiti juga akan mendapatkan upah sama halnya dengan artis tato modern. Namun upah yang diberikan berbeda tidak dalam bentuk uang melainkan seekor babi.

Nah itu dia penjelasan singkat mengenai tradisi menato di suku Mentawai yang ternyata adlah seni tato tertua di dunia. Bagi para pecinta seni tato, tato berfungsi sebagai estetika dan cara untuk mengekspresikan diri. Bahkan kadang ada juga yang menato wajah orang yang dicintai saking ingin mengekspresikan seberapa besar cintanya namun hal tersebut juga sama dengan memberikan bunga dari Toko Bunga Jakarta kepada yang terkasih.   

Nah itu dia penjelasan singkat mengenai tradisi menato di suku Mentawai yang ternyata adlah seni tato tertua di dunia. Bagi para pecinta seni tato, tato berfungsi sebagai estetika dan cara untuk mengekspresikan diri. Bahkan kadang ada juga yang menato wajah orang yang dicintai saking ingin mengekspresikan seberapa besar cintanya namun hal tersebut juga sama dengan memberikan bunga dari Toko Bunga Jakarta kepada yang terkasih.    


Comments